Text
Selayang Pandang Gorontalo
Tumbilo tohe, pateya tohe. ta mohile jakati lo popatti.... Kalimat ini sering dilantunkan oleh anak-anak Provinsi Gorontalo pada saat acara Tumbilotohe. Tumbilotohe adalah acara menyalakan lampu yang di- laksanakan secara rutin pada saat menjelang berakhirnya bulan Ramadhan. Tumbilotohe biasanya dilaksanakan menjelang Maghrib hingga pagi hari selama tiga malam terakhir menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan. Tradisi ini dilaksanakan sebagai tanda akan berakhirnya bulan Ramadhan. Pada zaman dahulu, sumber penerangan pada acara tersebut adalah getah pohon damar. Oleh karena berkurangnya damar, sumber penerangannya diganti dengan minyak kelapa atau minyak tanah. Seiring dengan per- kembangan zaman, sebagian warga mengganti penerangannya dengan lampu pijar berwarna-warni dari lampu listrik. Akan tetapi, masih banyak warga yang menggunakan lampu minyak yang dibuat dari botol bekas minuman. Lampu- lampu tersebut jumlahnya ribuan dan diletakkan di atas tanah, disusun ber- jajar. Pada saat semua lampu menyala, suasana menjadi sangat meriah.
Tumbilotohe dilakukan masyarakat Provinsi Gorontalo secara serentak. Ribuan orang keluar rumah untuk memeriahkan acara tersebut. Oleh karena acara ini hampir dilaksanakan di semua pelosok daérah, maka pada malam- malam itu suasana terasa gegap gempita.
Tumbilotohe merupakan salah satu kreasi budaya khas Provinsi Gorontalo. Masih banyak kekhasan lain dari provinsi ini. Apa sajakah kekhasan provinsi ini? Untuk mengetahuinya simaklah buku Selayang Pandang Provinsi Gorontalo ini. Buku ini menyajikan gambaran ringkas tentang potensi alam, suku bangsa, budaya, sejarah, dan peninggalan-peninggalannya.
P7003959.8 NUG s | 959.8 NUG s | My Library (900-999) | Tersedia |
P7004959.8 NUG s | 959.8 NUG s | My Library (900-999) | Tersedia |
P7019959.8 NUG s | 959.8 NUG s | My Library (900-999) | Tersedia |
P7020959.8 NUG s | 959.8 NUG s | My Library (900-999) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain