Text
Keberanian Tak Terduga
Hidup seorang anak laki-laki yang bernama Slamet. Dia memiliki keluarga yang hidupnya serba pas-pasan, dia memiliki ibu yang baik namun sebaliknya ayahnya tidak pernah memperhatikannya, ayahnya sering bermain judi. Slamet mempunyai dua orang adik, Sugeng baru TK nol besar, dan Rahayu yang baru berumur 4 tahun. Dia juga mempunyai teman yang baik, Yudi. Mereka berdua selalu pulang bersama dari sekolah. Namun, kegembiraan karena naik kelas enam dengan nilai bagus, tiba-tiba saja sirna. Betapa tidak, karena ada hal yang membuat hati Slamet ciut, yakni mengenai buku paket yang sekaligus merupakan buku pegangan murid tidak mencukupi. Oleh karena itu, Pak Wasis menyuruh muridnya membeli buku sendiri-sendiri. Terlebih lagi ibu Slamet tidak mampu membelikan buku Slamet, karena hasil bekerja ibunya pas-pasan.
Masalah Slamet terpecahkan setelah mendapat bantuan dari Mas Prapto, Mas Prapto mengajak Slamet untuk menjadi kernet clotnya untuk sementara menggantikan kernetnya Mas Prapto yang sedang sakit. Dari situlah Slamet mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membeli buku dan menghidupi keluarganya.
Sampai akhirnya Slamet dan Mas Prapto sama-sama bekerja diluar kota karena di desa mereka sudah banyak clot yang bersaing untuk merebut penumpang. Tapi diluar kota mereka dibenci oleh salah satu pengemudi clot, namanya Bedung. Karena dianggap telah merebut lahan miliknya dan pengemudi lain yang sudah lama menetap disana dan sekaligus orang sana. Tapi yang membenci Slamet dan Mas Prapto hanya Bedung, sampai-sampai Bedung nekat mengambil bensin dari clotnya Slamet dan Mas Prapto agar clotnya tidak bisa berjalan, tapi aksi Bedung dipergoki oleh Slamet yang tengah bingung mencari Mas Prapto. Slamet berteriak “maling...maling” sampai akhirnya para pengemudi clot disana datang ketempat asalnya suara, sampai akhirnya mereka kedapatan seseorang yang memakai penutup kepala yang mencurigakan. Setelah dibuka tutup kepala tersebut, ternyata si Bedung. Setelah ditanya oleh salah satu pengemudi clot apakah benar bahwa Bedung benar-benar ingin mencuri bensin dari clotnya Slamet dan Mas Prapto. Setelah didesak oleh salah satu pengemudi clot, Bedung akhirnya mengaku bahwa dialah yang ingin mencuri bensin clotnya Slamet dan Mas Prapto. Sambil tertunduk malu, Bedung mengulurkan tangannya ke arah Mas Prapto dan dia berkata “To maafkan aku”, Mas Prapto pun memaafkannya. Dan Bedung pun berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sampai akhirnya Slamet dan Mas Prapto pulang kembali ke desa. Dan Slamet pun bahagia bersama keluarganya.
P000813 SUW k | 813 SUW k | My Library (800-899) | Tersedia |
P7001813 SUW k | 813 SUW k | My Library (800-899) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain